Kamis, 10 Oktober 2013

Issue Etik dan Legal Aspect

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang. Hampir dua dekade profesi ini menyerukan perubahan paradigma. Perawat yang semula tugasnya hanyalah semata – mata menjalankan perintah dokter kini berupaya meningkatkan perannya sebagai mitra kerja dokter seperti yang sudah dilakukan di negara – negara maju. Perawat dianggap sebagai salah satu profesi kesehatan yang harus dilibatkan dalam pencapaian tujuan pembangunan kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia.
Sebagai sebuah profesi yang masih berusaha menunjukkan jati diri, profesi keperawatan dihadapkan pada banyak tantangan. Tantangan ini bukan hanya dari eksternal tapi juga dari internal profesi ini sendiri. Untuk itu perawat dituntut memiliki skill yang memadai untuk menjadi seorang perawat profesional.
Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan kesehatan menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai bidang. Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara komprehensif. 

1.2  TUJUAN
Makalah ini dibuat agar kita dapat mengetahui dan memahami perawat sebagai   peran dan fungsi perawat profesional.
1. Mengetahui prinsip keperawatan.
2. Mengetahui dan memahami prinsip etika keperawatan.
3. Mengetahui dan memahami Issue etika dalam praktik keperawatan.
1.3 MANFAAT
Dengan adanya makalah ini mahasiswa dapat mengetahui Issue Etik dan Legal Aspect Praktik Keperawatan.

BAB II
TERAPAN TEORI

2.1  PENGERTIAN ETIKA
Etika (Yunani kuno:“ethikos“, berarti “timbul dari kebiasaan”) adalah cabang utama filsafat     yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep sepertibenar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.dan  Etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu “ethos” yang berarti adat, kebiasaan, perilaku atau karakter. Menurut buku “Fundamental Keperawatan” (Potter dan Perry, tahun 2005).
Etika keperawatan merupakan alat untuk mengukur perilaku moral dalam keperawatan. Etika keperawatan dihubungkan dengan hubungan antar masyarakat dan dengan karakter serta sikap perawat terhadap orang lain.
2.2  PRINSIP – PRINSIP ETIKA KEPERAWATAN
Prinsip  bahwa etika adalah menghargai hak dan martabat manusia, tidak akan pernah berubah. Prinsip ini juga diterapkan baik dalam bidang pendidikan maupun pekerjaan. Juga dalam hak-haknya memperoleh pelayanan kesehatan. Ketika mengambil keputusan klinis, perawat seringkali mengandalkan pertimbangan mereka dengan menggunakan kedua konsekuensi dan prinsip dan kewajiban moral yang universal.



BAB III
PEMBAHASAN

3.1  ISSUE ETIK DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN
TRANSPLANTASI ORGAN
Transplantasi organ yaitu memindahkan suatu organ ke organ lain, baik di ambil dari       manusia yang mati atau hidup. Transplantasi : pemindahan duatu jaringan dari suatu tempat ke tempat lain.
Jenis-jenis transplantasi organ yaitu :
1.    Autograf (autofransplantasi) yaitu : pemindahan suatu jaringan atau organ ke tempat lain dalam tubuh itu sendiri.
2.    Homotransplantasi yaitu : pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuh seseorang ke tubuh orang lain.
Contoh : manusia dengan manusia transplantasi ginjal kornea mata.
3.    Heterotransplantasi yaitu : pemindahan suatu jaringan atau organ dari suatu spesies ke tubuh spesies lainnya.
Contoh : spesies manusia dengan binatang seperti pecangkokkan  hati manusia dengan hati dari babon
4.    Isograf yaitu : suatu jaringan dari seseorang ke tubuh orang lain yang identik(sama).
Contoh :  Donor darah antara manusia yang sama dengan gennya. 

Implantasi yaitu usaha menempatkan jaringan atau organ tubuh tersebut kepada bagian   tubuh sendiri atau tubuh orang lain.
1.    Adaptasi donasi yaitu  usaha dan kemampuan menyesuaikan diri orang hidup yang diambil jaringan atau organ tubuhnya, secara biologis dan psikis, untuk hidup dengan kekurangan jaringan atau organ.
2.    Adaptasi resepian yaitu usaha dan kemampuan diri dari penerima jaringan atau organ tubuh baru sehingga tubuhnya dapat menerima atau menolak jaringan atau organ tersebut.
                                                                      
 Beberapa pihak yang terlibat dalam transplantasi, yaitu :
1.    Donor Hidup adalah orang yang memberikan jaringan atau organnya kepada orang lain (resepien). Sebelum memutuskan untuk menjadi donor, seseorang harus mengetahui dan mengerti kehidupannya lebih lanjut sebagai kekurangan jaringan atau organ yang telah dipindahkan.
2.    Jenazah dan Donor mati adalah orang yang semasa hidupnya telah mengizinkan atau berniat dengan sungguh-sungguh untuk memberikan jaringan atau organ tubuhnya kepada yang memerlukan apabila ia telah meninggal. Kapan seorang donor itu dapat dikatakan meninggal secara wajar, dan apabila sebelum meninggal, donor itu sakit, sudah sejauh mana pertolongan dari dokter yang merawatnya.

SUPPORTING DEVICES

Supporting Devices yaitu perangkat tambahan yang digunakan dalam dunia kesehatan pada para perawat dalam melakukan praktik.

Adapun klasifikasi supporting devices yaitu :
1.    Alat bantu Teknologi medis yang canggih
2.    Peralatan Sinar X
3.    Peralatan analisis otomatis hematological
4.    Pemindai CT Sinar X
5.    Penopang kursi roda elektrik Splina Bola
6.    Robot pendukung pembedahan selama pengobatan tulang
7.    Handheld
8.    Handheld Device
9.    Wireless Communication

Fungsi klasifikasi Devices:
1.    Sinar X  untuk melihat kondisi tulang serta organ tubuh tanpa melakukan pembedahan pada tulang pasien.
2.    Analisis otomatis hematological untuk transportasi vertical injector reagen dalam peralatan tes hematological.
3.    CT Sinar X medis untuk diagnosis sistem sirkulasi.
4.    Penopang kursi roda elektrik untuk fasilitas mandi dengan pengangkat (lift)bertenga listrik.
5.    Robot pendukung pembedahan dapat menjadi alat yang berdaya guna tinggi, dan juga membuat proxide ini menjadi kompak. Untuk mendapatkan tingkat akurasi tinggi selama pembedahan, sehingga mampu mensimulasi gerakan dokter yang dapat diandalkan.
6.    Handheld mulai meningkatkan kemampuan untuk berfikir kritis terkait tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien sesuai dengan kondisi dan penyakit yang diderita oleh paisen tersebut.
7.    Handheld Device digunakan dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien melalui kemampuan mangakses informasi, mempermudah penghitungan, dan memperlancar komunikasi.
8.    Wireless Communication untuk memperoleh hasil pemeriksaan laboratorium pasien atau melakukan perubahan pesanan ke laboratorium.

3.2  PRINSIP LEGAL DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN 
MALPRAKTIK
Malpraktik adalah kelalaian dari seseorang perawat untuk menerapkan tingkat   ketrampilan dan pengetahuannya di dalam memberikan pelayanan pengobatan dan perawat terhadap seorang pasien yang lazim diterapkan dalam mengobati dan merawat orang sakit atau terluka di lingkungan wilayah yang sama.
Tindakan-tindakan Malpraktik yaitu :
1.    Kesalahan Diagnosa
2.    Penyuapan
3.    Penyalahgunaan alat
4.    Pemberian dosis obat yang salah
5.    Alat-alat yang tidak memenuhi standart kesehatan atau tidak steril

Dampak Malpraktik :
1.    Merugikan pasien terutama bisa menimbulkan cacat permanen
2.    Bagi petugas hokum dapat dijerat hukum pidana
3.    Dari segi sosial dapat dikucilkan dari masyarakat
4.    Dari segi agama mendapat dosa
5.    Dari segi etika keperawatan melanggar etika dan bukan tindakan yang profesional 
Upaya-upaya Pencegahan Malpraktik, yaitu :
1.    Senantiasa berpedoman pada standart pelayanan medik dan standart prosedur professional
2.    Senantiasa berpedoman pada standart pelayanan medik dan standart professional
3.    Bekerjalah secara professional berlandaskan etik dan moral yang tinggi
4.    Tingkatkan rasa kebersamaan, keakraban dan kekeluargaan
5.    Ikuti peraturan dan perundang-undangan yang berlaku terutama tentang kesehatan.


NEGLECTED
Neglected(kelalaian) adalah kegagalan bersikap hati-hati yang pada umumnya wajar dilakukan oleh seseorang dengan hati-hati. Kelalaian dapat bersifat ketidak sengajaan, kurang teliti, kurang hati-hati dan tidak peduli terhadap kepentingan orang lain.
Macam-macam kelalaian :
1.    Malfeasance berarti melakukan tindakan yang melanggar hukum atau tidak tepat atau layak (unlawful atau improper).
contoh: melakukan tindakan medis tanpa indikasi yang memadai (pilihan tindakamedis tersebut sudah improper).
2.    Misfeasance berati  melakukan pilihan tindakan medis yang tepat tetapi dilaksanakan dengan tidak tepat.
Contoh : melakukan tindakan medis dengan menyalahi prosedur
3.    Nonfeasance adalah tindakan melakukan tindakan medis yang merupakan kewajiban baginya.
Contoh : pasien seharusnya dipasang pengaman tempat tidur tetapi tidak dilakukan 

Dampak kelalaian
Kelalaian yang dilakukan oleh perawat akan memberikan dampak yang luas tidak saja kepada pasien dan keluarganya juga kepada pihak rumah sakit, individu perawat pelaku kelalaian dan terhadap profesi selain gugatan pidana juga dapat berupa gugatan perdata dalam bentuk ganti rugi.

Perbedaan Malpratik dan Kelalaian:
1.    Malpraktik : tindakannya dilakukan secara sadar, dan tujuan dari tindakannya memang sudah terarah kepada akibat yang hendak ditimbulkan atau tak peduli terhadap akibatnya, walaupun ia mengetahui bahwa tindakannya itu adalah bertentangan dengan hukum yang berlaku.
2.    Kelalaian : tidak ada motif ataupun tujuan untuk menimbulkan akibat yang terjadi. Akibat yang timbul itu disebabkan karena adanya kelalaian yang sebenarnya terjadi diluar kehendak.



3.3    PRINSIP LEGAL DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN
TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab perawat berarti keadaan yang dapat dipercaya dan terpercaya. Sebutan ini menunjukkan bahwa perawat professional menampilkan kinerja secara hati – hati, teliti dan kegiatan perawat dilaporkan secara jujur.
Pertanggung jawaban yang dibebankan untuk perawat :
1.    Tanggung jawab terhadap tugas, berupa upaya promotif dan rehabilitatire
2.    Tanggung jawab terhadap orang, yaitu menghargai anggota masyarakat
3.    Tanggung jawab terhadap masyarakat
4.    Tanggung jawab terhadap profesi
Contoh : jika ada kesalahan atau kelalaian yang dilakukan perawat dan pihak keluarga pasien, maka perawat akan bertanggung jawab tidak terima karena kondisi semakin parah kesalahan atau kelalaian.

Jenis Tanggung Jawab Perawat :
1.    Tanggung jawab utama terhadap tuhannya
2.    Tanggung jawab terhadap klien dan masyarakat.
3.    Tanggung jawab terhadap rekan sejawat dan atasan.
4.    Tanggung jawab terhadap profesi.
5.    Tanggung jawab terhadap negara.
TANGGUNG GUGAT (AKUNTABILITY)
Akuntability dapat diartikan sebagai bentuk partisipasi perawat dalam membuat suatu keputusan dan belajar dengan keputusan itu konsekuensi – konsekuensinya.
Tanggung gugat professional memiliki tujuan sebagai berikut
1.    Untuk mengevaluasi praktisi profesional baru dan mengkaji ulang yang telah ada.
2.    Untuk mempertahankan standar perawatan kesehatan.
3.    Untuk memudahkan refleksi pribadi, pemikiran etis, dan pertumbuhan pribadi pada pihak profesional perawatan kesehatan.
4.    Untuk memberikan dasar pengambilan keputusan etik.
Contoh tanggung gugat : ketika dokter member instruksi kepada perawat untuk    memberi obat kepada pasien tapi ternyata obat yang diberikan salah.
Tanggung gugat secara Mandiri
1.      Tidak dibenarkan setiap persoalan melakukan tindakan yang membahayakan status kesehatan kesehatan pasien.
2.      Mengikutin praktik keperawatan atau pidana berdasarkan standar atau baru dan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi canggih.
3.      Mengembangkan opini berdasarkan data dan faktor.












BAB IV
PENUTUP

4.1  KESIMPULAN
      Permasalahan etika keperawatan pada dasarnya terdiri dari lima jenis, yaitu :
1.    Kuantitas Melawan Kuantitas Hidup
2.    Kebebasan Melawan Penanganan dan pencegahan Bahaya
3.    Berkata secara jujur melawan berkata bohong
4.    Keinginan terhadap pengetahuan yang bertentangan dengan falsafah agama, politik,    ekonomi dan ideology
5.    Terapi ilmiah konvensional melawan terapi tidak ilmiah dan coba-coba
     

Permasalahan etika dalam praktek keperawatan saat ini meliputi malpraktek, neglected dan liability. Tanggung jawab utama seorang perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah timbulnya      penyakit, memelihara kesehatan, dan mengurangi penderitaan.
Tanggung gugat yaitu sebagai konsekuensi apabila seorang perawat tersebut melakukan kesalahan atau kelalaian dalam melaksanakan tanggung jawab tidak sesuai dengan aturan aturan dalam perundang undangan yang telah ditetapkan.


4.2  SARAN

Diharapkan setelah membaca makalah ini, pembaca lebih mengetahui apa saja issue etik dan legal aspect praktik keperawatan. Untuk mengetahui lebih jelasnya, diharapkan pembaca mencari reverensi – reverensi dari berbagai sumber yang sesuai dengan judul makalah ini.




DAFTAR PUSTAKA

http:mardiyahsehat.blogspot.com/2013/02/issue-dalam-praktik-keperawatan.html

http:rhanoanakke3.blogspot.com/2012/11/prinsip-legal-dalam-praktik-keperawatan.html




Pendekatan Holistik dalam Keperawatan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Pelayanan keperawatan merupakan sebuah organisasi terstruktur untuk memberikan upaya peningkatan derajat kesehatan manusia. Perbedaan budaya, agama, ras, suku, dan lain sebagainya bukan merupakan hambatan dalam memberikan pelayanan keperawatan yang holistik.

1.2  TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.      Mengetahui konsep sistem khususnya dalam lingkup keperawatan
2.      Mengetahui berubah dan perubahan dalam manusia dan lingkup keperawatan
3.      Mengetahui konsep Holistic care (caring, holisme, humanisme) dalm pelayanan keperawatan
4.      Mengetahui Transcultural Nursing

1.3  MANFAAT
Dengan adanya makalah ini mahasiswa dapat mengetahui apa saja faktor-faktor penghambat perubahan dalam lingkup manusia dan khususnya lingkup keperawatan serta mengetahui apa saja konsep holistic care dalam pelayanan keperawatan.






BAB II
TERAPAN TEORI

1.    Definisi Perubahan :
Berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang berbeda dengan keadaan sebelumnya ( Atkinson,1987). Berubah merupakan proses yang menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau instuisi (Brooten, 1987).
2.    Definisi Caring :
Caring menurut Watson (1979) Theory of Human Caring: jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.
Marriner & Tomey (1994):
Caring didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien.



BAB III
PEMBAHASAN

3.1 KONSEP SISTEM KHUSUSNYA DALAM LINGKUP KEPERAWATAN
            Teori sistem terdiri dari subsistem yang membentuk sebuah sistem antara satu dengan yang lainnya harus saling mempengaruhi. Dalam teori sistem disebutkan bahwa sistem itu terbentuk dari subsistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi atau merupakan kumpulan dari beberapa komponen. Komponen tersebut saling berhubungan dan merupakan bagian dari suatu tujuan umum untukmembentuk suatu tujuan. Konsep sistem digunakan untuk menganalisis perilaku dan gejala sosial dengan berbagai sistem yang lebih luas maupun dengan subsistem yang tercangkup di dalamnya.
Ada dua jenis teori sistem, yaitu:
1.      Sistem Terbuka
Merupakan interaksi yang berhubungan dengan lingkungan secara umum, seperti organ tubuh manusia atau suatu proses seperti proses keperawatan, interaksi dengan lingkungan, serta perubahan antara sistem dengan lingkungan.
2.      Sistem Tertutup
Merupakan interaksi yang tidak berhubungan dengan lingkungan secara khusus, seperti reaksi kimia dalam tabung uji tidak berhubungan dengan lingkungan.

Bagian-bagian dari teori sistem, yaitu:
1.      Input
Merupakan subsistemyang akan memberi segala masukan untuk berfungsinya sebuah sistem, seperti sistem pelayanan kesehatan. Maka masukannya berupa potensi masyarakat, tenaga kesehatan, sarana kesehatan dan lain sebagainya.
2.      Proses
Merupakan berbagai kegiatan dalam pelayanan kesehatan. Kegiatan yang berfungsi untuk mengubah sebuah masukan untuk menjadikan sebuah hasil yang diharapkan dari sistem tersebut. Sebagaimana contoh dalam sistem pelayanan kesehatan.


3.      Output
Merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah proses, dalm sistem pelayanan kesehatan hasilnya dapat berupa pelayanan kesehatan yang berkualitas, efektif dan efisien serta dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat sehingga pasien sembuh dan sehat maksimal.
4.      Dampak
Merupakan akibat yang dihasilkan dari sebuah hasil dari sistem, yang terjadi relatif lama waktunya. Setelah hasil tercapai, maka dampaknya akan menjadikan masyarakat sehat dan menurangi angka kesakitan karena pelayanan terjangkau oleh masyarakat.
5.      Umpan Balik
Merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadikan masukan dan ini trjadi dari sebuah sistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Umpan balik dapat berupa kualitas tenaga kesehatan yang juga dapat menjadikan input yang selalu meningkat.
6.      Lingkungan
Merupakan kesadaan di luar sistem tetapi dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan. Lingkungan yang dimaksud dapt berupa lingkungan geografis, atau kondisi sosial yang ada di masyarakat seperti institusi di luar pelayanan kesehatan.

3.2 KONSEP BERUBAH DAN PERUBAHAN DALAM MANUSIA DAN LINGKUP KEPERAWATAN
A.    KONSEP PERUBAHAN
Perubahan merupakan suatu proses peralihan atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi yang bersifat dinamis, artinya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.
B.     DEFINISI PERUBAHAN
Berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang berbeda dengan keadaan sebelumnya (Atkinson,1987). Berubah merupakan proses yang menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau intuisi (Brooten,1987).
C.     JENIS-JENIS PERUBAHAN
1.      Perubahan bersifat berkembang
Sifat perubahan ini mengikuti dari proses perkembangan yang ada baik pada individu, kelompok, atau masyarakat secara umum. Proses ini dimulai dari keadaan atau yang paling dasar menuju keadaan yang optimal.


2.      Perubahan bersifat konstan
Sifat ini terjadi karena keadaan yang dapat memberikan respon tersendiri terhadap kejadian-kejadian yang bersifat alamiah yang diluar kehendak manusia, seperti perubahan keadaan alam, tanah longsor, banjir dan lain-lain.
3.      Perubahan bersifat direncanakan
Yaitu dilakukan bagi individu, kelompok , atau masyarakat yang ingin mengadakan perubahan kearah yang lebih maju atau mencapai tingkat perkembangan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya. Sebagaimana profesi keperawatan tidak terlepas dari konsep berubah yang dimiliki oleh para praktisi.
D.    FAKTOR YANG MENDORONG PERUBAHAN
1.      Kebutuhan dasar manusia
Manusia memiliki kebutuhan dasar yang tersusun berdasarkan hirarki kepentingan. Kebutuhan yang belum terpenuhi akan memotivasi perilaku sebagaimana teori kebutuhan dari Maslow (1945). Keperawatan dapat mempertahankan diri sebagai profesi dalam upaya memenuhi keutuhan masyarakat akan pelayanan/asuhan keperawatan yang profesional.
2.      Kebutuhan dasar interpersonal
Masyarakat memiliki tiga kebutuhan dasar interpersonal,yaitu:
a.       Kebutuhan untuk kumpul bersama-sama
b.      Kebutuhan untuk mengendalikan/melakukan kontrol
c.       Kebutuhan untuk dikasihi,  kedekatan, dan perasaan emosional
Dalam keperawatan hal tersebut diartika sebagai upaya keperawatan untuk ikut berpartisipasi aktif dalam pembangunan kesehatan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
E.     FAKTOR PENGHAMBAT PERUBAHAN
Menurut New dan Couillard (1981), yaitu:
·         Mengancam kepentingan pribadi
·         Persepsi yang kurang tepat reaksi psikologis
·         Toleransi untuk berubah rendah
·         Perasaan tidak aman
·         Kebiasaan ketergantungan

F.      STRATEGI PEMBUATAN PERUBAHAN
·         Persahabatan
·         Politis
·         Ekonomis

3.3         KONSEP HOLISTIC CARE (CARING, HOLISME, HUMANISME) DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN

Holistik merupakan salah satu konsep yang mendasari tindakan keperawatan yang meliputi dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan spiritual. Dimensi tersebut merupakan suatu kesatuan yang utuh, apabila satu dimensi terganggu akan mempengaruhi dimensi lainnya. Holistik terkai dengan kesejahteraan (wellnes).untuk mencapai kesejahteraan tersebut, individu harus memiliki kemampuan beradaptasi terhadap stimulus. Teori Sister Callista Roy dapat digunakan.
Teori ini menggunkan pendekatan yang dinamis, dimana peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dengan memfasilitasi kemampuan klien untuk melakukan adaptasi dalam menghadapi perubahan kebutuhan dasarnya.
            Konsep holistic care ada tiga,yaitu:
1.      Holisme
Yaitu cara pendekatan terhadap suatu masalah atau gejala dengan memandang masalah atau gejala itu sebagai suatu kesatuan yang utuh.
2.      Humanisme
Yaitu kemanusiaan
3.      Caring
Menurut Watson (1979) Theory of Human Caring: jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien sembuh.
Menurut Marriner dan Tomey (1994): yaitu tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien, agar si klien merasa sangat berkesan nyaman dengan tindakan perawat sehingga memberikan dampak yang positif terhadap klien.

3.4         TRANSCULTURAL NURSING
A.    Pengertian
Transcultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuan budaya pada proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger,2002).
B.     Konsep dalam Transcultural Nursing
1.      Budaya
Yaitu norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok dalm mengambil keputusan.
2.      Nilai budaya
Yaitu keinginan atau tindakan individu yang dipertahankan dalam waktu tertentu.
3.      Perbedaan budaya
Yaitu variasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan.
4.      Etnosentris
Yaitu presepsi yang dimiliki oleh individu bahwa budayanya lebih baik dari budaya-budaya yang lain.
5.      Etnis
Yaitu kelompok budaya yang digolongkan menurut ciri-ciri dan kebiasaan.
6.      Ras
yaitu perbedaan manusia berdasarkan asal muasal.
7.      Etnografi
yaitu ilmu yang mempelajari budaya.
8.      Care
yaitu fenomena yang berhubungan dengan potensi untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia.
9.      Caring
yaitu tindakan langsung untuk mengarahkan dan mendukung individu.
10.  Cultural Care
yaitu kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, kepercayaan, dan pola ekspresi.
11.  Cultural Imposition
yaitu kecenderungan tenaga kesehatan untuk memeaksakan kepercayaan.

C.     Paradigma Transcultural Nursing
Leininger (1985) mengartikan paradigma keperawatan trancultural sebagai cara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya.
Ada empat sentral keperawatan, yaitu:
1.      Manusia
2.      Sehat
3.      Lingkungan
4.      Keperawatan

Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan yaitu:
a.       Memepertahankan Budaya: dilakukan apabila budaya pasien tidak bertentangan dengan kesehatan.
b.      Negosiasi Budaya: dilakukan untuk membantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan.
c.       Restrukturisasi Budaya: dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status kesehatan. Seperti merubah hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok.


D.    Proses Perawatan Transcultural Nursing
1.      Pengkajian
Adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger and Davidhizar,1995). Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada “Sunrise Model” yaitu:
a.       Faktor teknologi (tecnological factors)
b.      Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors)
c.       Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors)
d.      Nilai-nilai budaya dan gaya hisup (culturan value and life ways)
e.       Faktor kibijakan dan peraturan yang berlaku (polotical and legal factors)
f.       Faktor ekonomi (economical factors)
g.      Faktor pendidikan (educational factors)

2.      Diagnosa keperawatan
Adalah respon klien sesuai latar belakang budayanya yang dapat di cegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi keperawatan(Giger and Davidhizar,1995).

3.      Perencanaan dan pelaksanaan
Perencanaan adalah suatu proses memilih strategi yang tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger and Davidhizar,1995). Ada 3 pedoman dalam keperawatan transkultural (Andrew and Boyle,1995) yaitu:
a.       Cultural care preservation/maintenance
b.      Cultural care accomodation/negotiation
c.       Cultural care repartening/reconstruction

4.      Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan trankultural dilakukan terhadap keberhasilan klien tentang mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan, mengurangi budaya klien yang tidak sesuai dengan kesehatan atau beradaptasi dengan budaya baru yang mungkin sangat bertentangan dengan budaya yang dimiliki klien.




























BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Sistem itu merupakan kumpulan dari komponen yang saling berhubungan untuk membentuk suatu tujuan. Perubahan tergantung dari strategi yang diterapkan oleh diri sendiri dari hal-hal yang penting mulai dari diri sendiri mulai dan dari hal yang paling kecil . Jadi , tugas perawat adalah mengatasi orang-orang yang sulit untuk berubah.

4.2 Saran
Pelayanan kesehatan merupakan sebuah organisasi terstruktur untuk memberikan upaya peningkatan derajat kesehatan manusia. Oleh karena itu, seluruh aktifitas dalam pelayanan merupakan sebuah sistem yang terus menerus melakukan upaya perbaikan mutu demi efektifitas dan efisiensi pelayanan.











DAFTAR PUSTAKA


3.      www.artikata.com
5.      novitanila2121.wordpress.com